Senin, 13 Juni 2011

Seputar Nuzulul Qur’an (Turunnya Al-Qur’an)

Al-Qur’an -secara umum sebagai sebuah kitab suci- turun pertama kali kepada Rasulullah pada malam al-Qadr (Lailatul Qadr) bulan Ramadlan. Hal ini didukung oleh firman Allah Ta’ala (artinya): “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam al-Qadr (yang mulia)”. (Q.S. al-Qadr: 1). “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Q.s. al-Baqarah:185).

Al-Qur’an diturunkan melalui perantaraan malaikat malaikat Jibril, sebagaimana yang ditegaskan sendiri oleh Allah dengan firman-Nya (artinya): “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),  ke dalam hatimu (Muahammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,  dengan bahasa Arab yang jelas”. (Q.s. asy-Syu’arâ`: 193-195)

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang bibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) yang mempunyai kekuatan, kedudukan yang tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy”. (Q.s.,at-Takwir: 19-20).

Allah Ta’ala telah menjelaskan kepada kita sifat-sifat Jibril yang membawa turun al-Qur’an dari sisi-Nya. Sifat-sifat itu juga menunjukkan betapa agungnya al-Qur’an dan ‘inayah Allah terhadapnya sebab Dia tidak mengutus orang yang agung kecuali dengan hal-hal yang agung pula.


Ayat-Ayat al-Qur’an Pertama Yang Turun
Ayat al-Qur’an pertama yang turun adalah lima ayat pertama dari surat al-‘Alaq. Kemudian wahyu mengalami masa terputus untuk beberapa waktu, kemudian barulah turun lima ayat pertama dari surat al-Muddatstsir.

Dalam kitab ash-Shahîhain disebutkan bahwa ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha sebagaimana yang dikutip dalam kitab Bad`ul Wahyi, berkata: “…hingga akhirnya kebenaran datang kepada beliau saat berada di Gua Hira`, lalu datanglah malaikat sembari berkata kepadanya: “Bacalah!”. Lalu Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Aku tidak bisa membaca”. Selanjutnya di dalam hadits tersebut malaikat membacakan firman-Nya Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Dalam kitab yang sama, Jabir menegaskan bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika bercerita tentang masa stagnasi turunnya wahyu: “Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit…”. (Dalam hal ini, beliau menyebutkan seterusnya cerita itu, di dalamnya beliau bersabda lagi) “…Maka Allah turunkanlah firman-Nya: “Hai orang yang berkemul (berselimut),  bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Rabbmu agungkanlah,  dan pakaianmu bersihkanlah,  dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. (Q.S al-Muddatstsir/74: 1-5).

Permulaan turunnya al-Qur’an yang disebutkan oleh Jabir, dilihat dari aspek ayat pertama kali turun setelah masa terhentinya wahyu atau ayat pertama kali turun berkenaan dengan ‘kerasulan’ beliau sebab ayat-ayat pada surat al-‘Alaq yang diturunkan tersebut menetapkan nubuwwah beliau sedangkan ayat-ayat pada surat al-Muddatstsir diturunkan dalam rangka menetapkan risalah (kerasulan) beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam firman-Nya (artinya): “Bangunlah, lalu berilah peringatan!”.

Para ulama berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam diangkat sebagai Nabi melalui ayat ‘Iqra`’ dan diangkat sebagai Rasul melalui surat ‘al-Muddatstsir’.


Turunnya al-Qur’an bersifat ‘Ibtidâ`iy’ dan ‘Sababy’
Jika dilihat dari bentuk cara diturunkan, Al-Qur’an turun dalam dua klasifikasi:
 
Pertama, Secara Ibtidâ`iy’; yaitu turunnya tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu. Kondisi seperti inilah yang lebih dominan terjadi pada kebanyakan ayat-ayat al-Qur’an. Diantaranya: Firman-Nya (artinya): “Dan di antara mereka ada orang yang berikrar kepada Allah:’Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian dari karunia-Nya kepada kami, pasti kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh’” . (Q.S at-Tawbah/09: 75).

Ayat tersebut turun secara Ibtidâ`iy untuk menjelaskan kondisi sebagian orang-orang Munafiq. Sedangkan riwayat yang masyhur di kalangan banyak orang bahwa ia turun terhadap seorang shahabat, Tsa’labah bin Hathib dalam kisah yang amat panjang dan banyak sekali para Ahli Tafsir yang menyinggungnya serta sering dipublikasikan oleh para penceramah; riwayat tersebut Dla’if (lemah), tidak shahih sama sekali.

Kedua, Secara sababy; yaitu turunnya didahului oleh sebab tertentu, diantara sebabnya antara lain, bisa jadi berupa pertanyaan yang dijawab oleh Allah, seperti ayat (artinya): “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, ‘Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji’.” (Q.S al-Baqarah:189). Dapat juga merupakan suatu peristiwa yang terjadi dan memerlukan penjelasan dan peringatan, seperti firman-Nya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, ’Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja’.” (Q.S. at-Tawbah:65)

Dua ayat tersebut turun terhadap seorang Munafiq yang berkata pada waktu perang (Ghazwah) Tabuk di dalam satu majlis: “Kita tidak pernah melihat orang seperti para Qurrâ` kita tersebut, lebih besar perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut ketika bertemu musuh”. Yang mereka tembak adalah Rasulullah dan para shahabatnya. Lantas hal itu sampai ke telinga Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan al-Qur’anpun sudah turun. Lalu datanglah seorang laki-laki ingin meminta ma’af kepada Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau menjawabnya: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.” (Q.s.,at-Tawbah:65)

Sebab lain diturunkan Al-Quran dengan pola ini adalah karena adanya suatu perbuatan yang terjadi dan ia butuh penjelasan tentang hukumnya, seperti firman Allah: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S.,al-Mujâdilah:1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share