Rabu, 29 Juni 2011

Presiden: MTQ Jadi Pemersatu Masyarakat Muslimin Asia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyalami Imam Masjidil Haram Makkah Al Mukarramah Shaikh Abu Ibrahim Sa’ud ibn Ibrahim ibn Muhammad ash-Shuraim An-Najdi (kedua kanan) seusai acara silahturahim dengan peserta Musabaqah Hafalan Al-Quran dan Hadist Tingkat ASEAN dan Pasifik tahun 2011 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/6). Musabaqah Hafalan Al-Quran dan Hadist Tingkat ASEAN dan Pasifik tahun 2011 sendiri telah berlangsung dari tanggal 26-28 Juni 2011 di Jakarta.

( FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/mes/11. ) 

Menurut Presiden, melalui musabaqah itu dapat dijalin persaudaraan dan persahabatan diantara kaum muslimin, di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Saya mengajak para qari yang datang dari mancanegara, untuk menjadikan acara ini sebagai wahana berbagi pengalaman, dan menjalin keakraban di antara para peserta dari berbagai negara sahabat,” katanya.

Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadist Tingkat ASEAN dan Pasifik telah diselenggarakan sejak 2008 dan menurut keterangan dari Menteri Agama Suryadharma Ali, jumlah pesertanya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Ia mengajak umat Islam menjadikan Al Quran sebagai rujukan ajaran Islam yang agung, ajaran yang menaburkan kasih sayang, perdamaian, kerukunan, serta pendekatan yang baik, pendekatan yang penuh dengan nilai-nilai peradaban yang luhur.

“Mari kita jadikan Al Quran sebagai rujukan dalam membangun akhlak yang mulia, budi pekerti yang luhur, jiwa yang terang, pikiran yang positif dan sikap yang optimis dalam menghadapi tantangan peradaban,” ujarnya.

Menurut Presiden, umat Islam berkewajiban untuk meningkatkan kualitas pemahaman, perenungan, dan pembelajaran dari kitab suci Al Quran, baik yang berupa ayat-ayat qauliyah maupun qauniyah.

Umat Islam, kata dia, juga harus terus menggelorakan semangat dalam mempelajari nilai-nilai keteladanan yang tertuang dalam hadist-hadist Nabi, serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Musabaqah itu berlangsung pada 26-28 Juni 2011 yang diikuti oleh 83 peserta yang terdiri dari 22 orang dari Indonesia, 13 orang dari Thailand, 12 orang dari Malaysia, tujuh orang dari Brunei, dan lima orang dari Kamboja.

Selain itu juga empat peserta dari Filipina, empat orang dari Singapura, tiga orang dari Selandia Baru, tiga orang dari Uzbekistan, tiga orang dari Kirgiztan, dua orang dari Australia, dua orang dari Tajikistan dan dua orang dari Timor Leste.

Imbau Ulama Bimbing Umat Menciptakan Kehidupan Harmonis

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau para tokoh agama, ulama dan pemimpin ormas Islam di seluruh tanah air untuk membimbing umatnya dalam menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.

“Mari kita tunjukkan perilaku yang damai, ramah dan toleran. Mari kita persiapkan masa depan bangsa, sesuai tuntutan nilai-nilai universal yang luhur dan berkeadilan, untuk membangun bangsa besar yang maju dan berwawasan kemajuan,” kata Presiden di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden di Istana Negara, saat melakukan silaturahmi dengan para peserta Musabaqah Hafalan Al Quran (MTQ) dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz tingkat ASEAN dan Pasifik.

Presiden juga meminta para peserta Musabaqah dari Indonesia untuk berperan aktif dalam mencerahkan, membimbing, dan meluruskan pemahaman agama yang kurang tepat.
“Cegah dan lindungi kaum muslimin dari pemahaman yang keliru dan menyimpang, apalagi yang menyuburkan radikalisme serta menyakiti kelompok tertentu hingga menimbulkan tindak kekerasan,” katanya.
Ia mengajak umat Islam menjadikan Al Quran sebagai rujukan ajaran Islam yang agung, ajaran yang menaburkan kasih sayang, perdamaian, kerukunan, serta pendekatan yang baik, pendekatan yang penuh dengan nilai-nilai peradaban yang luhur.

“Mari kita jadikan Al-Quran sebagai rujukan dalam membangun akhlak yang mulia, budi pekerti yang luhur, jiwa yang terang, pikiran yang positif dan sikap yang optimis dalam menghadapi tantangan peradaban,” ujarnya.

Menurut Presiden, umat Islam berkewajiban untuk meningkatkan kualitas pemahaman, perenungan, dan pembelajaran dari kitab suci Al Quran, baik yang berupa ayat-ayat qauliyah maupun qauniyah.
Umat Islam, kata dia, juga harus terus menggelorakan semangat dalam mempelajari nilai-nilai keteladanan yang tertuang dalam hadist-hadist Nabi, serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Berbagai prinsip dan falsafah kehidupan yang tertuang dalam Al Quran dan Hadist, harus terus kita semai, kita tumbuh kembangkan, serta kita perluas peranannya sebagai rujukan utama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun pada tataran kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Spriti Qurani Penerapan nilai-nilai Islami dan spirit Qurani sebagai rujukan utama, menurut Presiden harus diperluas hingga lingkup pergaulan internasional, utamanya di tengah arus pergeseran nilai, norma dan perilaku kemanusiaan di era peradaban global sekarang ini.




Ia mengatakan bahwa umat Islam yang hidup di era global dengan segala dinamikanya berkewajiban untuk menguasai pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai keutamaan universal, yang bersumber dari Al Quran dan Hadist. “Kita juga harus mampu mengaktualkannya, sekaligus memberi kontribusi secara konstruktif dalam membangun tatanan dunia yang makin aman, makin adil, makin damai, dan makin sejahtera,” katanya
Musabaqah itu berlangsung pada 26-28 Juni 2011 yang diikuti oleh 83 peserta yang terdiri dari 22 orang dari Indonesia, 13 orang dari Thailand, 12 orang dari Malaysia, tujuh orang dari Brunei, dan lima orang dari Kamboja.

Selain itu juga empat orang dari Filipina, empat orang dari Singapura, tiga orang dari Selandia Baru, tiga orang dari Uzbekistan, tiga orang dari Kirgiztan, dua orang dari Australia, dua orang dari Tajikistan dan dua orang dari Timor Leste. Kegiatan yang dilakukan sejak 2008 itu merupakan ide dari Presiden Yudhoyono yang disponsori oleh Arab Saudi. (ant )

Sumber : http://beritasore.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share